Tuesday, September 14, 2010

Denial

Mengetahui sebuah kebenaran adalah sesuatu hal.
Benar-benar hanyalah sesuatu hal.
Hal yang bisa membuat senyum terekah,
atau gundah gulana melanda.

Kebenaran macam apa?
Sayangnya saat ini kebenaran yang menyakitkan.
Walaupun kebenaran (katanya) lebih baik dibanding kebohongan,
tidak bagiku.
Bagiku kebenaran yang ini merupakan kebenaran yang tertunda.
Setelah sebelumnya bersahabat dengan kebohongan yang luar biasa.
Luar biasa.
Luar.
Biasa.

Yah, itu benar.

Tapi dalam fase ini manusia akan mengalami penolakan besar-besaran.
Mereka tak percaya bahwa kepahitan ini terjadi dalam hidup mereka.
Hidup yang awalnya terencana indah dengan akhir bahagia.

Tak sedikit yang memilih hidup dalam kebohongan.
Seolah itu semua membuat jadi lebih indah.
Beautiful, but for a while. Just for a while.

Segala cara dilakukan untuk mengembalikan hidup ke dalam kenyataan.
Kenyataan yang indah tentunya.
Bukan kenyataan yang sebenarnya.

Kaki seakan tak berpijak lagi.
Bumi telah menolak diri untuk menjadi tempat berpijak.
Kematian bukanlah jalan,
tapi entah kenapa arahnya tampak menggiurkan.
Manusia saat ini,
hanya bisa memutar dalam otaknya.

Tidak mungkin.
Bagaimana bisa ini semua terjadi?
Aku tidak percaya.
(mungkin lebih tepat aku tidak mau percaya)

Ini semua hanya mimpi kan?
Dia tak mungkin seperti ini.

Perlahan, tak sadar.
Alam bawah sadar mulai mengalami keruntuhan akibat gempa yang begitu mendadak.

but people, still deny.

No comments:

Post a Comment