Sunday, September 23, 2012

The pause is as important as the note




"The pause is as important as the note"

Slow Dancing In A Burning Room


ini bukan kenangan saat kita tertawa bersama
ini bukan petir yang menyambar di kesunyian
mencoba menarik nafas panjang
akan cinta yang kita jalani

tidak bisa menggenggammu sebagaimana kumenginginkanmu,
agar aku bisa merasakan hadirmu
tidak ada lagi yang bisa menyelamatkan kita
karena kita telah mendapat begitu banyak peringatan

kita akan tenggelam
aku tahu kaupun bisa merasakannya
kita benar-benar akan jatuh
kau tahu kita ditakdirkan seperti ini
sayang, kau tahu kita sedang sama-sama menari
dalam sebuah ruangan yang terbakar

mungkin aku adalah seseorang yang pernah kau impikan
dan dirimu adalah sosok yang ingin sekali kulukis
bagaimana bisa hal ini tak menjadi penting bagimu?
sementara hanya dirimu yang pernah terlihat dalam visiku

akulah yang akan membuat segala kesedihan ini
kau tetap saja menjadi dirimu 
kau mencoba menyakitiku 
agar kau bisa meninggalkan aku dengan perasaan berkecamuk


sekali lagi kita akan tenggelam
terjatuh begitu dalam
hanyut terbakar
karena kita terus berdansa dalam ruangan yang sama

menangislah! kenapa tidak?

ruangan ini terus membakar dirinya

apakah menurutmu kita sekarang telah mengetahuinya?
tidakkah seharusnya kita belajar darinya?


Hari Minggu

Mimpi.. Visi.. dan Hati..
hari ini bertemu dalam hari yang penuh kasih.
langit kelabu sedari pagi, matahari hanya tersenyum manja.
kemudian perjalanan ini terasa begitu halus,
hingga akhirnya menemui sosoknya yang selalu membengkakkan hati.
menemuinya adalah hal yang amat menyakitkan.
tapi lebih menyakitkan lagi jika tak bisa lagi menemui dirinya dalam ruang hati yang terdalam.

keduanya berputar, mengantarkan diriku dan dirinya.
yang terpaut dalam pelukan rindu yang tak terbaca lagi.
namun yang pasti senyum yang tercipta merupakan senyum terikhlas yang pernah bisa tersimpul dari bibir kami.
kami baru saja terlahir kembali.
dalam kasih Tuhan yang selalu membalut hari-hari dalam hidup kami.
ya, kami baru saja menyadarinya.
betapa penting seorang anak berbakti pada bapaknya.

kami tiba dan masuk ke dalam ruangan yang ramai itu.
banyak diantara mereka tak bisa menyandarkan dirinya pada kursi kayu itu.
begitupun kami.
hingga akhirnya ada seorang yang mengantar kami untuk duduk di sebelahnya.
kemudian semua terkunci.
hati ini hanya menuju satu hal.

hingga semua rangkaian telah melewati kami, kamipun bangkit dan pergi.
keduanya kembali membawa kami melintasi kota yang masih kelabu.
pelukan kecil masih tercipta dari tangan ini.
detik demi detik berlalu, waktu terus berjalan.
sungguh terasa berbeda.

aku merasa baru mengenalnya.
aku naksir dia lagi.
aku jatuh cinta lagi.
ya kami baru terlahir lagi.
dan janji kami untuk menjadi lebih baik lagi.
saling mengasihi.

Selamat Hari Minggu ;)

Wednesday, September 19, 2012

kebanyakan mikir

bingung mau nulis apa.

ya gitu deh,

kalo dipikirin mau nulis apa, malah ga bisa nulis.

berasa ada batasan dalam menulis. harus begini, harus begitu.

jadi untuk kali ini, ke luar lagi aja deh.