Tidak terima.
Emosi.
Tak ada logika.
Terlalu keras berpikir.
Semua datang menjadi sebuah rasa emosi.
Jiwa yang tadinya lugupun menjadi marah.
Emosi jiwa.
Semua yang terlihat seolah salah.
Apa yang terdengar menjadi tak sesuai.
Bahkan kaki yang membawa langkah kita seolah tak sejalan lagi.
Tak ada yang bisa dikatakan benar.
Semua pasti salah,
dan layak untuk disalahkan.
Dia, kamu, baik aku.
Salah.
Tapi terkadang manusia ingin dirinya dianggap paling benar.
Yang salah, tentu orang yang dibencinya.
Bahkan fase ini tak menghadirkan warna abu-abu.
Apalagi hadirnya putih.
Jangan harap.
Semua hitam.
Teriaklah jika kau mau.
Menangislah jika itu membuatmu lega.
Namun jangan biarkan kemarahan ini memelukmu.
No comments:
Post a Comment