hari ini hujan.
entah mengapa hujan.
dan aku berjalan menyusuri jalanan basah itu.
entah hari ini mau ke mana,
tapi aku yakin setiap aku telah berjalan jauh.
menuju tempat yang bisa kudatangi.
tempat itu kadang ramai kadang sepi.
yang jelas satu hari semua orang berkumpul di sana,
kecuali aku.
samar-samar kudengar teriakan dari belakang.
aku tak mau menoleh.
terlalu buang-buang waktu. pikirku.
aku melanjutkan langkahku.
tak lama suara teriakan itu berubah jadi namaku.
kini aku menoleh.
ada seseorang yang berlarian ke arahku mencoba menggapaiku.
entah kenapa aku justru berlari menjauh.
secepat mungkin aku berlari.
berharap dia tak bisa mengejarku.
nafasku mulai tersengal.
langkahku menjadi gontai.
kali ini aku yakin akan tertangkap olehnya.
sampai ada sesuatu yang menarikku.
aku ada di lorong gang.
gang itu lagi.
rasanya kejadian bertemu anak kecil tampan itu belum lama.
ya, gabriel.
kini dihadapanku ada seorang pria yang seumuran denganku.
luar biasa tampan.
kupikir dia adalah malaikat.
malaikat penolongku yang telah menolongku dari kejaran pria tadi.
jarak kami begitu dekat sekarang.
kupikir dia menggenggam tanganku.
ternyata memang iya.
rasanya seketika itu tubuhku mengering.
begitu hangat.
pandanganku hanyut dalam tatapan matanya.
luar biasa.
tiba-tiba aku merasa dia mirip dengan gabriel kecil.
aku tak sempat berbicara dengan gabriel saat di gang dulu,
mungkin kini saatnya aku berbicara dengan pria ini,
yang kukira adalah gabriel.
sebelum aku berhasil membuka mulut untuk bicara,
dia lebih dahulu berkata,
"pray him"
aku belum sempat bertanya apa.
No comments:
Post a Comment