hari itu, pagi yang cerah menyambut jiwa yang bersorak-sorai ini. aku tak sabar menyentuh sebuah benda yang akan menjadi milikku. benda yang bahkan tak pernah terpikirkan olehku untuk memilikinya. dengan sinar mentari yang makin menyinari langkahku, dengan gegap gempita akupun menelusuri perjalanan menjemputnya.
di jalan, aku yakin itu hari jumat, aku melihat seorang kakek tua renta penjaga toko penjual banbekas. kakek itu berusaha berdiri dari kursi rotannya. ia memakai sarung yang sudah nyaris tak terlihat lagi motif garis2nya. sarung itu aku yakini tadinya berwarna merah marun yang sekarang bahkan tak menyentuh warna pink pucat. kaki kakek itu gemetar, mungkin tak sanggup berdiri lama-lama, pikirku. hey kek, kenapa engkau tak duduk saja sih? kataku dalam hati.
ternyata kakek itu bergerak perlahan mengambil baju koko miliknya di atas tumpukan ban. iapun berusaha mengenakan baju koko yang tak berwarna putih lagi itu ke tubuhnya yang sangat kurus. aku yakini, dia pasti mau sholat jumat. tapi ga kepagian apa??
lalu aku melihatnya berusaha mengancingkan satu demi satu kancing di baju kokonya. tangannya bergetar. tak ayal jika terkadang aku lihat kancing itu tak berhasil masuk ke lubangnya. andai aku bisa membantunya.
akhirnya aku terpikir, mungkinkah alasan dia bersiap sholat jumat dari waktu sepagi itu karena jarak mesjidnya yang terlalu jauh? (tentu saja jauh dalam ukuran dia). terbayang olehku bagaimana kakek itu harus berjalan kaki jauh, dengan badan yang tipis itu, sendal jepit yang sudah botak, baju koko dan sarung yang telah usang, menuju mesjid untuk tetap berusaha menjalankan perintahNya dan terus mengucap syukur pada Allah..
andai saja kita bisa membantunya, aku yakin, sangat yakin, bahwa uang jajan kita sangat cukup untuk membelikannya sebuah sarung, atau baju koko, atau bahkan sendal jepit baru. aku yakin uang yang biasa kita habiskan untuk makan di restoran mahal, nonton film, jalan-jalan di mall, atau ke warnet akan cukup untuk memberinya makanan yang enak-enak yang dia impikan tiap hari. mungkin dia berpikir, andai saja hari ini bisa makan ayam keefsi (KFC)
aku bersyukur, bersyukur masih bisa memikirkan semua ini. semua ini. paling tidak, sadar dan memikirkannya. masih banyak teman kita yang tak memikirkannya.
menghamburkan uang mereka untuk membeli sesuatu yang sebenarnya tidak penting bagi mereka.
berlomba-lomba memakai BB. buat apa sih?
andai saja aku punya banyak uang. aku ingin sekali kembali dan membelikan kakek itu seperangkat baju lebaran baru untuknya menyambut hari lebaran ini. amin ya Allah. :')
No comments:
Post a Comment