"Tua itu pasti, dewasa itu pilihan."
many people said.
menjadi dewasa tidaklah mudah. memahami lingkungan di sekitar kita, di luar jangkauan kita, mengenali dan memahami orang-orang yang hadir dalam hidup kita, dan yang paling sulit, memahami diri kita sendiri dalam proses menjadi dewasa. ya, itu benar.
terkadang,
kita merasa bahwa kita telah memahami betul siapakah kita sebenarnya. hei, masa labil mencari jati diri tentu sudah lewat, paling tidak untuk usia saya.
kita merasa bahwa hal yang kita lakukan sudah baik, keputusan yang kita ambil sudah yang paling tepat, ucapan yang ke luar dari mulut kita, segala perbuatan yang dilakukan, adalah hal yang membuat orang lain bahagia.
ada yang bahagia, ada yang tidak terlalu berbahagia, ada yang tidak bahagia.
pastinya kebanyakan memilih untuk tidak peduli pada yang tidak bahagia.
fokus pikiran hanya pada yang bahagia karena kita. dalam sekejap saja orang-orang itu telah membuat hidup kita serasa jadi jauh lebih baik.
dan sekali lagi, tak ada urusan dengan yang tidak bahagia, peduli setan, ucapmu.
terlena..
bukan lagu dangdut..
tapi yang jelas banyak orang yang terlena dengan kebahagiaan yang dirasakan saat ini. lupa, lupa akan usaha yang harus dilakukannya untuk mencapai kebahagiaan di masa yang akan datang.
seakan kata-kata "let it flow" bisa menenangkan hari-hari yang dilaluinya.
let it flow? biarkan semua ini mengalir..
mengalir ke mana? akan tiba di mana? aliran air jernih atau kotor? arus deras atau tidak? apa kita hanya akan mengikutinya saja? apakah ia akan bermuara ke sungai atau menjadi tsunami yang menelan korban jiwa?
sadar tidak sadar, merasa terlalu bahagia membuat kita lupa diri dan daratan.
pasti kita lupa, kalau kita memiliki suatu masalah. masalah yang seharusnya kita selesaikan. masalah yang kita ciptakan dulu, jauh sebelum bahagia ini tercipta.
usia kita bagaikan meteran baju -well, anggep aja begitu- ,meteran baju yang memiliki titik ujung ukurannya.
apa hidup bahagia yang kau rasakan sudah berkualitas? apakah kau cukup dewasa menghadapi semuanya?
ingatlah orang tua, yang tak peduli apakah kau dewasa atau tidak, mereka tetap menyayangimu. namun, mereka peduli apakah kau dewasa terhadap dirimu sendiri.
perhatikan langkahmu menuju kedewasaan yang sebenarnya. dewasa yang bukan dari filosofimu, tapi dewasa atas filosofi orang terhadapmu.
No comments:
Post a Comment