Lia. 2009. |
dihadapkan pada Dia yang menciptakanku
melintasi kehidupan yang begitu dekat denganNya
ketika setiap langkah adalah tuntunanNya
ketika setiap ucapan adalah namaNya
ketika setiap air mata adalah cintaNya
begitu polos dan tak berdaya
menganggap semua adalah skenario mereka
bodoh dan angkuh
menatap hari layaknya bisa terbang
memberi janji layaknya tak pernah menghilang
yang kemudian menjauh bagai pasir
tertelan ombak yang menyapu
yang kemudian mengering bagai daun gugur
pura-pura tak mengenal cahaya matahari
tahun ke-21 kala itu
meniti jejak jati diri
yang terlalu liar untuk dimiliki
No comments:
Post a Comment