Monday, March 18, 2013

lancang dan hina

Lancang sekali rasanya.
Mengharapkan tubuh ini disinari mentari pagi
Setelah semalaman berlarian di tengah hujan
Tak mengindahkan panggilan ibunda
Yang selalu mendoakan setiap langkah kita

Hina sekali rasanya.
Membiarkan hati ini dipenuhi ladang bunga
Setelah seumur bernafas dalam putaran debu
Tak menjawab pertanyaan sang ayah
Yang tak lain adalah cintanya pada kita

Tertatap senyumnya adalah relung yang terkoyak
Menyambut katanya adalah jiwa yang tak utuh
Dia yang kini ada di depanku
Menatap diriku dengan penuh tanda tanya
Seberapa pantas kaki ini berpijak
diiringi langkah kakinya
Seberapa besar hati ini berpihak
diselingi ucapan doanya

Wanita macam apa yang mengharapkan pria
Saat dia tak pernah menyadari dirinya luka
Wanita seperti aku yang merindu hadirnya
Saat dia terlalu nyata untuk diimpikan

Terlalu lancang dan hina
Kembalilah wanita ini di tempat seharusnya dia berada

No comments:

Post a Comment