Friday, March 8, 2013

Dia, sebagai cahaya yang menyinari.

tik tok. hening dan hampa.
mata baru saja terkedip kembali setelah pandangannya menyelusuri ruang sempit dalam tiap liku kehidupan.
tiga puluh hari baru saja terlewati. begitu saja. benar-benar tak terasa.

perubahannya sangat signifikan.
rasanya bagai menyelusuri kurva yang tak menemukan titik potong.
berbanding lurus menapaki hari yang baru.

anak itu baru saja menyeka air mata bahagianya.
ada tangan tak tampak yang baru saja merangkul bahunya.
sambil berkata "i'm here. always on your back" aku rasa.
ah apa aku terlalu sok tahu untuk merasa.
yang jelas Dia tak pernah meninggalkanku.

luar biasa hening kemudian yang tercipta.
ada syaraf yang masih tak bisa menerima keadaan
karena sang hati masih berdentum terlalu keras
jangan sampai air mata ini ke luar lagi

bahkan ketika anak ini mendapatkan kertas putihnya kembali
dia terlalu bingung untuk memutuskan
warna crayon apa yang akan di ambil pertama kali (lagi)
haruskah putih? yang tak akan terlihat, namun akan selalu melembutkan warna-warna yang hadir di atasnya
atau hitam, yang akan mengaburkan warna lain sesudahnya

akhirnya dipegangnya kertas itu
diterawang dalam cahaya mentari pagi yang begitu bersahabat
dia bisa melihat cahaya itu membias melalui sang kertas
dan dari situlah ia melihat
bahwa apapun warna yang ada di kertas itu,
cahaya matahari akan selalu menyinari dia dari manapun
tak peduli kertas itu terlalu putih, atau begitu hitam.

No comments:

Post a Comment