Friday, October 26, 2012

Aku dan hadirmu


Aku tidur bersama tumpukkan buku
Buku kuliah, buku cerita, baik novel maupun komik
Buku curhat, Koran, majalah
Dan buku ini tentunya.

Baiklah,
Kubuka mata dan entah kenapa 
(lagi-lagi suatu kepura-puraan akan kata “entah kenapa”)
Aku menulis…lagi…
Kali ini sok puitis. Ah, biarlah orang berkata apa.

Menaikkan bantalku sebagai sandaran
Masih menarik selimut
Kuambil buku ini dan pulpennya
Termenung sesaat
Dan kemudian tersadar saat silau matahari masuk melalui jendela kamar dan memancar ke mataku
Mari mulai menulis…

Hadirmu…
Hey, apa aku terbangun dari tidurku?
Sinar mentari hangatkan ragaku
Mataku silau terkena cerah senyumnya
Aku tak bergerak menikmati belaian sang surya
Melalui ucapan seorang malaikat tak bersayap

Tak peduli ketika sekejap hujan menerpa
Perciknya sejukkan gerakku
Langkahku tak kunjung berhenti
Mencari tempat untuk berteduh
Tak menyesal merasakan warna-warnimu
Biasmu tampakkan dirimu di mataku
Kilau berwarna bagai lukisan pribadiku

Aku tak berpindah ke manapun
Ku rasakan diri ini berteman dengan hembusan angin
Yang serentak menyebutkan namamu
Dunia berputar seolah bahagia melihat kita
Senyum ini bukan milik siapapun,
Tapi hanya milik kita.

No comments:

Post a Comment