"Tunggu, kamu tidak harus melakukan semua ini." ucapku pada sosoknya yang kian hilang ditelan bayang-bayang malam.
"Aku tahu, kalau kau perhatikan baik-baik, semua itu tak ada yang berarti indah. Terlebih untuk orang sepertimu." katanya dingin sambil menolehku.
Sudah. Aku tak mengejarnya lagi. Kucerna dulu setiap kata yang dia lontarkan padaku kala itu. Aku tak menemukan apapun. Semua begitu indah bagiku. Sebuket mawar, yang tak pernah kudapatan sebelumnya. Rasanya hatiku senang. Sungguhkah demikian? Kutanya lebih dalam dia yang di dalam sana.
Sebuket mawar yang dia berikan padaku memang indah. Sungguh indah. Jika tanpa melihatnya. Mawar hitam, meski masih segar dan wangi, tetap saja torehan warna hitamnya tak akan pudar. Duri yang mengintip di batangnya seolah menunggu jemariku menggenggamnya erat.
Pergi begitu saja, bukan karena sungguh merasa bersalah, namun karena hadirnya telah terwakilkan. Oleh mawar hitam itu.
Kalau dia suatu saat akan datang untuk melihatku terluka karena menunggunya sambil menggenggam mawar hitam itu, dapat dipastikan waktunya telah terbuang.
Karena mawar hitam ini akan kurawat, hingga durinya akan memenuhi halaman istanaku yang indah, hingga bahkan dia tak akan mampu melewati semua yang dia harapkan.
Friday, July 30, 2010
Wednesday, July 28, 2010
Mengapa kita menutup mata ketika kita tidur? Ketika kita menangis? Ketika kita membayangkan? Ketika kita berciuman? Ini karena hal yang terindah di dunia tidak terlihat.
Ada hal-hal yang tak ingin kita lepaskan. Ada orang-orang yang tak ingin kita tinggalkan. Tapi ingatlah, melepaskan bukan akhir dunia. Melainkan awal suatu kehidupan yang baru.
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis. Mereka yang tersakiti, mereka yang mencari dan mereka yang telah mencoba.. Karena merekalah yang bisa menghargai, betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.
Cinta yang agung adalah ketika kamu menitikan air mata, dan masih peduli padanya. Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sambil berkata, “Aku turut bahagia..”
Hff.. orang terkuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tegar ketika mereka jatuh. Entah bagaimana, dalam hidup ini kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tak seharusnya ada.
Hanyalah penghargaan pribadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kamu buat.
Mencintai bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan. Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti. Bukanlah bagaimana kamu melihat, melainkan bagaimana kamu merasakan. Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan.
Air mata yang ke luar dapat dihapus. Sementara air mata yang tersembunyi dapat menggoreskan luka yang tak pernah hilang. Dalam urusan cinta kita sangat jarang menang. Tetapi ketika cinta itu tulus, meskipun kita kalah, kamu tetap menang hanya karena kamu bahagia..
Ada hal-hal yang tak ingin kita lepaskan. Ada orang-orang yang tak ingin kita tinggalkan. Tapi ingatlah, melepaskan bukan akhir dunia. Melainkan awal suatu kehidupan yang baru.
Kebahagiaan ada untuk mereka yang menangis. Mereka yang tersakiti, mereka yang mencari dan mereka yang telah mencoba.. Karena merekalah yang bisa menghargai, betapa pentingnya orang yang telah menyentuh kehidupan mereka.
Cinta yang agung adalah ketika kamu menitikan air mata, dan masih peduli padanya. Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu masih menunggunya dengan setia. Adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu masih bisa tersenyum sambil berkata, “Aku turut bahagia..”
Hff.. orang terkuat bukan mereka yang selalu menang. Melainkan mereka yang tegar ketika mereka jatuh. Entah bagaimana, dalam hidup ini kamu belajar tentang dirimu sendiri dan menyadari bahwa penyesalan tak seharusnya ada.
Hanyalah penghargaan pribadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kamu buat.
Mencintai bukanlah bagaimana kamu melupakan, melainkan bagaimana kamu memaafkan. Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti. Bukanlah bagaimana kamu melihat, melainkan bagaimana kamu merasakan. Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan.
Air mata yang ke luar dapat dihapus. Sementara air mata yang tersembunyi dapat menggoreskan luka yang tak pernah hilang. Dalam urusan cinta kita sangat jarang menang. Tetapi ketika cinta itu tulus, meskipun kita kalah, kamu tetap menang hanya karena kamu bahagia..
Sunday, July 25, 2010
Invisible Promises.
Tahukah kau, bahwa ketika menjalin hubungan dengan seseorang kita telah menjanjikan sesuatu pada orang itu.
Pertama kali melihatnya biasa saja. Kedua kali berinteraksi dan bertukar pikiran dengannya membuat kita nyaman. Ketiga kita hanya ingin menunjukkan betapa kita peduli akan dirinya. Keempat kita ingin dia tahu bahwa betapa tersentuh kita akan kehadirannya. Kelima, semua perlakuan yang kita tunjukkan, semua perhatian yang kita berikan, semua kata yang terucap, cerita indah yang menyenangkan, adalah janji. Janji tak terdengar yang akan menjadi jaminan dan akan selalu tertagih.
Banyak yang tak sadar akan hal itu. Sebulan pertama merasakan hidup penuh cinta, dengan kehadiran seseorang yang sangat berarti mengisi hari-hari kita. Waktu terus bergulir, kita pasti tak sadar bahwa ada saatnya kita tak melakukan hal-hal seindah itu lagi. Saat itulah kita merasa seolah kita diminta melakukan sesuatu dan menyadari bahwa kita telah lelah.
Berkilah, lari dari tanggung jawab, pergi dari komitmen, melupakan janji di hari-hari penuh warna dulu. Seolah merasa tertuntut. Merasa bahwa itu bukan diri kita. Dan ketika seseorang yang kita janjikan itu menuntut kita untuk terus melakukan hal dulu lagi, kita merasa diminta berubah. Padahal secara tak sadar kitalah yang dulu menjanjikan hal-hal indah itu pada dirinya. Kenapa ketika dia mengingatkan kita untuk tetap begitu namun kita merasa dia memaksa kita berubah?
Hal itu, karena kita tak berkomitmen. Dan kita harus sadar bahwa janji itu terlanggar.
Tak perlu mencari kesalahan, tak perlu membangkang, tak perlu lari dari perasaan menyesakkan itu. Meminta seseorang berubah demi kita, adalah sesuatu yang sangat mustahil. Yang bisa dilakukan hanyalah meminta orang itu jadi lebih baik lagi pada kita. Karena sesungguhnya ketika kita mengingatkan orang untuk menjadi lebih baik, bukan karena untuk kita, melainkan untuk hidupnya sendiri. Jangan pernah egois. Atau jangan pernah mengikuti egois dan nafsu sesaat.
Cinta yang penuh nafsu dan rahasia itu memang indah, tapi tak akan berakhir bahagia. Cinta yang tulus, memang tak memiliki nafsu menggebu-gebu yang menggairahkan detak jantung hari-hari kita, namun ketika kita sadar bahwa kita menggenggam tangan yang tepat, maka tak perlu khawatir lagi saat harus berpisah, walau hanya sesaat.
Pertama kali melihatnya biasa saja. Kedua kali berinteraksi dan bertukar pikiran dengannya membuat kita nyaman. Ketiga kita hanya ingin menunjukkan betapa kita peduli akan dirinya. Keempat kita ingin dia tahu bahwa betapa tersentuh kita akan kehadirannya. Kelima, semua perlakuan yang kita tunjukkan, semua perhatian yang kita berikan, semua kata yang terucap, cerita indah yang menyenangkan, adalah janji. Janji tak terdengar yang akan menjadi jaminan dan akan selalu tertagih.
Banyak yang tak sadar akan hal itu. Sebulan pertama merasakan hidup penuh cinta, dengan kehadiran seseorang yang sangat berarti mengisi hari-hari kita. Waktu terus bergulir, kita pasti tak sadar bahwa ada saatnya kita tak melakukan hal-hal seindah itu lagi. Saat itulah kita merasa seolah kita diminta melakukan sesuatu dan menyadari bahwa kita telah lelah.
Berkilah, lari dari tanggung jawab, pergi dari komitmen, melupakan janji di hari-hari penuh warna dulu. Seolah merasa tertuntut. Merasa bahwa itu bukan diri kita. Dan ketika seseorang yang kita janjikan itu menuntut kita untuk terus melakukan hal dulu lagi, kita merasa diminta berubah. Padahal secara tak sadar kitalah yang dulu menjanjikan hal-hal indah itu pada dirinya. Kenapa ketika dia mengingatkan kita untuk tetap begitu namun kita merasa dia memaksa kita berubah?
Hal itu, karena kita tak berkomitmen. Dan kita harus sadar bahwa janji itu terlanggar.
Tak perlu mencari kesalahan, tak perlu membangkang, tak perlu lari dari perasaan menyesakkan itu. Meminta seseorang berubah demi kita, adalah sesuatu yang sangat mustahil. Yang bisa dilakukan hanyalah meminta orang itu jadi lebih baik lagi pada kita. Karena sesungguhnya ketika kita mengingatkan orang untuk menjadi lebih baik, bukan karena untuk kita, melainkan untuk hidupnya sendiri. Jangan pernah egois. Atau jangan pernah mengikuti egois dan nafsu sesaat.
Cinta yang penuh nafsu dan rahasia itu memang indah, tapi tak akan berakhir bahagia. Cinta yang tulus, memang tak memiliki nafsu menggebu-gebu yang menggairahkan detak jantung hari-hari kita, namun ketika kita sadar bahwa kita menggenggam tangan yang tepat, maka tak perlu khawatir lagi saat harus berpisah, walau hanya sesaat.
Subscribe to:
Posts (Atom)